Minggu, 06 Januari 2013

Sepucuk Surat yang Menangis

Aku menulis dengan jemariku yang berayun sesuai perintah otakku yang terkadang mesum. Aku menulis ini teruntuk mantan terindah ku #alibi. Setelah hari demi hari bahagia yang kita lalui bersama. Ya, aku bahagia bersamamu. Tertutup semua lukaku dengan mengucap ikhlas kepadaNya. Aku jatuh.... aku menjadi kepingan yang tak utuh, saat keputusanku mengakhiri hubungan kita untuk menjadi hubungan teman baik saja. Kau tawarkan aku istirahat untuk hitungan hari. Aku tak bisa.... aku tak bisa menunggu hal yang tak pasti. Mungkin aku egois dengan ini semua. Mungkin aku terlalu bernafsu untuk memilikimu seutuhnya, seperti yang ku impikan. Alasan-alasan yang memisahkan kita, sebaiknya kita simpan hanya untuk kita berdua. Aku harap ini keputusan yang akan membawa aku dan kamu menjadi lebih baik. Terima kasih #alibi..... Kamu sudah menjadi kenangan sendiri di hati ini *pegang dadaku* dan semoga aku juga begitu *pegang dadamu*

0 komentar:

Posting Komentar