Kain Basah

Gays, gue mau cerita asal mula gue merasa kalo jati diri gue itu gay. Kejadian itu bermula waktu gue SMP kelas 9. Saat ujian praktek tata busana -..- ngook banget ye. Ujian praktek tabus (tata busana) dilaksanakan selama 1 jam. Saat bel masuk, gue langsung dah duduk di bangku sesuai nomer absen gue. Langsung buat pola, gunting kain sesuai pola, jahit. Kira-kira 45 menit berlalu, gue udah hampir jadi. Gue liet temen-temen gue pada sibuk dengan bahan jahitan mereka. Dalam hati gue berkata "Gini aja pada gak bisa, kerjaan anak SD ini mah", dengan sok perjaka *eh sok perkasa gue beraniin diri buat ngumpulin hasil jahitan gue. Dan..... ngok -..-' guruku yang bagaikan tukulwati itu memberitahu bahwa jahitan gue melenceng jauh dari bentuk pola yang diinginkan. Ribetkan loe, gue yang buat aja ribet. Gue kembali ke tempat dudukku dengan langkah seperti seorang perjaka yang sudah disetubuhi. Njiing batin gue. Gue duduk dengan perlahan, perlahan banget. tiba-tiba temen gue udah pada selesai aja. Anji*ng. Gue harus ngulang dari awal -..- tapi masih ada 4 cowok (termasuk) gue yang tersisa didalam kelas. Gue berdoa agar gue tidak pulang awal, dan gue meraih the next indonesian idol. NGOOOK. Menghibur diri gak ada salahnya kan.
-kriiing- Bel berbunyi pertanda waktu ujian praktek abis. MAMPUS, gue belum menyelesaikan kain terkutuk ini. Yang semula 4 cowok, gugurlah 2 cowok pulang. Gue sama mr.N (samaran brey) yang tersisa untuk melaju ke grand final. NGOOOK. Tukulwatipun berpetuah "Nanti kalau sudah selesai, kumpulkan di meja saya!". Gue sama mr.N yang belum pernah sama sekali ikut paduan suara tiba-tiba bisa kompak dalam sekejap dengan jawaban "iya buk". NGOOOK. Setelah 1/2 jam ibu Tukulwati pergi, akhirnya kamipun selesai dan segera mengumpulkan hasil karya kami yang tak kalah dengan para desainer handal dunia. NGOOOK. Setelah kami mengumpulkannya, kamipun ingin cepat pulang. Kami jalan berdua melewati gorong-gorong, menyusuri parit-parit dan mendaki gunung. Ditengah perjalanan gue capek banget, kakiku seperti lumpuh. Iya bener. Mr.N dengan senyuman manisnya menawarkan diri untuk menggendongku. Akhirnya dengan perasaan yang tiada kasihan, aku menyetujuinya. Saat beberapa langkah berjalan, gue pengen kencing. Sebenernya udah gue empet dari masuk kelas tadi. Dengan perasaan tak berdosa, aku mengencingi baju bagian belakangnya. Mr.N pun berkata "Kok anget?" Gue "Loe modus ya minta gue peluk mulu" Mr.N "Tapi ini basah" Gue "Gue kencing men, hehehe". Dia gak marah sama gue malah hanya senyum aja. Gue pikir dia mau dikencingi bagian depannya. Hahaha.-sekian dan minta cipokan- :*