Sabtu, 30 Maret 2013

Maafkan aku

Namaku Verdian Rizky Abdinegara. Umurku 24 tahun. Aku mempunyai pacar yang tampan, baik, pengertian, idamanku sekali. Namanya Reihan Banurea. Aku cinta dia, dengan ketulusan hati yang terlarang ini. Kita sudah menghabiskan 3 tahun lamanya bercurah kasih sayang, kenakalan dan hal-hal indah lainnya bersama. Tak hanya hal yang menyenangkan aku habiskan bersamanya. Kadang aku yang melukai hatinya, kadang dia. Namun kita dapat selesaikan permasalahan yang muncul dengan cinta kita yang begitu besar. Sebelum dengannya aku pernah berpacaran dengan pegawai swasta disalah satu perusahaan asing. Namun dia meninggalkanku untuk menikahi perempuan idamannya. Setahun berpisah dengannya, aku menemukan Reihan yang jarak umurnya pun hanya beda setahun denganku. Entah aku merasa takut menjalin cinta dengan pria yang usianya berjarak lumayan jauh dengan ku atau apa. Namun aku menemukan sesuatu yang beda dengan Reihan. Dia lebih sering membuatku bahagia, tertawa bersama dan aku merasa nyaman dengan dia.

Pada liburan semester genap, kita berdua berencana akan berlibur di salah satu pulau eksotik di Indonesia. Namun sekarang kita berdua disibukan dulu dengan UAS. Yah, kita selalu break sementara saat UAS. Kita tahu, kita harus berjuang untuk membalas pengorbanan orang tua yang telah membiayai kuliah kita.

Akhirnya hari dimana aku dan dia bersama pun datang. Dia sudah prepare bulat betul tentang rencana kita berlibur ke pulau eksotik itu. Mulai dari penginapan, tempat yang akan kita kunjungi hingga masalah transportasi. Dia memang tipe orang yang setiap melakukan sesuatu harus sempurna. Dia juga sering melakukan hal yang tidak pernah aku duga, aku menyebutnya Romantis.

*******
Sesampainya di pulau tersebut, kita langsung ke penginapan untuk check in dan merapikan barang serta mandi. Malamnya ternyata dia sudah siapkan makan malam spesial bersama. Yah, walaupun tidak private atau tidak romantis amat karena kita makan di restaurant yang cukup banyak pengunjung. Meskipun kita pacaran, jika di depan umum sedikit menjaga kemesraan. Setelah makan, kita putuskan untuk jalan-jalan disekitar area hotel tersebut. Sekedar mencari angin dan melihat bintang bulan berpadu mesra dilangit malam itu. Sekitar pukul 11 malam, kita memutuskan untuk kembali ke hotel untuk istirahat.

Keesokan harinya, kita habiskan dengan mengunjungi setiap objek wisata dari pulau tersebut. Tak lepas juga pemandangan bahari bawah laut dipulau itu kami saksikan bersama. Yah. kita menghabiskan seminggu penuh di pulau tersebut. Dan waktu untuk kembali pun tiba.

*******
Sesampainya di kota tercinta kita. Kita habiskan masa liburan yang masih tersisa dengan bermesraan di tempat-tempat yang sudah ditentukan olehnya. Aku kecup keningnya, aku cium bibirnya, aku cipok lehernya, aku melakukan hal yang lebih liar dari itu, hingga kita beradu gairah bersama di ranjang pelampiasan. Aku nyaman dengan hal itu, aku merasa ketagihan dengan semua itu. Aku cinta dia, aku sayang dia.

Hingga suatu saat aku check up ke dokter spesialis otak untuk menanyakan kebiasaan burukku yang sering lupa. Padahal usia ku masih muda, dan kebiasaanku itu juga mengganggu hubunganku dengan dia. Pernah aku lupa ulang tahun dia, hari jadian kita, dan masih banyak lagi hal penting. Bahkan aku kadang lupa arah pulang ke rumah.

Ruangan dokter yang berbau obat itu sedikit membuat ku tidak nyaman. Karena aku tidak suka minum obat, jangankan minum membau obat saja aku tidak suka. Dokter paruh baya itu menanyakan setiap pertanyaan yang menurut ku pertanyaan yang mudah untuk dijawab dan sedikit lelucon. Dia menanyakan umurku, siapa namaku, dimana rumahku, berapa saudaraku, siapa nama orang tuaku, apa warna cat rumahku, apa jurusan ku. Dan setiap pertanyaan yang diungkapkan dokter tersebut dapat aku jawab dengan mudah. Dokter menyuruhku datang ke rumah sakit 3 hari lagi. Aku pulang dengan pikiran yang terus bertanya-tanya. Aku ke dokter cuman ditanya gitu saja. Entah dokter lebih ahli dalam hal itu.

2 Minggu berlalu, akhirnya aku datang ke rumah sakit itu. Aku lupa dokter menyuruhku untuk datang ke rumah sakit 3 hari dari hari pertama aku periksa. Dokter sedikit memarahiku karena aku terlambat beberapa waktu. Aku lupa, tanpa kusadari. Hingga dokter itu menanyakan pertanyaan yang sama kepadaku.  Entah kenapa aku lupa dengan jawaban yang aku ucapkan waktu lalu. Karena dokter itu menulis setiap jawaban yang dia tulis. Kemudian aku di rontgen dan diperiksa lebih dalam, hingga dokter menyimpulkan aku menderita Alzheimer. Alzheimer adalah penyakit genetik (menurun) dan penyakit pikun ini akan menghapus segala memori di otakku cepat atau lambat. Semua akan terhapus, bahkan aku tidak akan bisa berbuat apa-apa seperti bayi lagi. Aku akan ngompol dan bersifat seperti bayi.

Aku menangis waktu itu. Aku tidak mau memoriku terhapus. Aku tak mau memori indahku bersama Reihan akan berakhir begitu saja. Aku bahkan akan lupa namanya, siapa dia bahkan orang tua ku sendiri. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku langsung menelepon Reihan dan memutuskan hubungan kita. Aku bahkan keluar dari kuliah dan aku pindah keluar kota. Aku cerita semua tentangku kepada orang tua ku. Aku memberikan pengertian kepada mereka, kelak aku akan pergi dari mereka untuk selamanya.

Waktu demi waktu pun berganti, akun twitter yang aku punya terbanjiri oleh mention dari Reihan yang penuh tanya. Dia mengirimi aku DM tapi aku tak mau membalasnya, aku tidak mau dia lebih sakit lagi ketika mengetahui aku seperti ini. Hingga suatu saat aku lupa dengan password twitterku, aku sempat menulis itu dikertas tapi aku lupa menaruh kertas itu. Aku mulai ngompol dan layaknya seperti anak kecil. Hingga saat nya aku pergi dari dunia dengan menyimpan kenangan indah bersama Reihan. Aku cinta kamu.

*Cerita ini hanya karangan dan terilhami oleh cerita nyata, dan sebuah karangan melalui jalan pikir penulis. Selamat membaca*

1 komentar:

Kehidupan Homo mengatakan...

*pelukin* sini sini

Posting Komentar